Finally, published this post after kept it on my draft for a while. I was so hectic during the beginning of 2018, but let’s keep being productive. So Early November 2017, when i heard Living Loving #LLClass Clay Play with Kandura Studio, i am SO HAPPY. Apalagi waktunya pas banget bisa. Sudah lama saya memiliki produk Kandura Studio, peralatan makan yang cocok untuk soon-to-be rumah saya dan suami. Tidak ada salahnya mencoba untuk membuat sendiri, apalagi setiap mengikuti workshop dari Living Loving selalu menyenangkan.
Saya sempat nyasar ke lokasi lama Studio Living Loving, ternyata sekarang pindah ke tepat jalan Pangeran Antasari, mudah sekali untuk ditemukan sebenarnya. Tempat parkirnya pun cukup luas, bangunannya sendiri seperti rumah yang dibagi menjadi beberapa bagian. Living Loving sendiri ada di bagian agak belakang yang nyaman pula. Kursi dan meja yang sudah disusun menjadi workshop table, minimalist but creative, look at the murals and decoration!

Dimulai dengan perkenalan foundernya Kandura, ternyata mereka pindah ke daerah Tangerang dari Bandung. Maka dari itu, akhirnya bisa collaboration workshop dengan Living Loving. Sebelumnya kendala transportasi karena harus memindahkan clay yang masih basah ke Bandung untuk di bakar. Sambil cerita, sambil menyantap hidangan dari @bakeofart yang lucu dan enak banget. aku ambil yang rasa putu yang rasanya enak, unik banget, cake nya moist dan kue putu nya berasa banget. NYUMM!

Then it’s time to get dirty! Clay yang berbentuk bulat langsung dibagikan. So exciting, karena ini pertama kali nya saya pegang adonan clay basah (dan dingin) yang bernama stone gray, lalu dengan serbet yang sudah disediakan siap siap dipulenin biar udara tidak ada di dalam adonan, karena udara akan menyebabkan ledakan sewaktu dibakar. Proses ini kok seperti buat adonan mie ya ๐ #excusemyappetite

Setelah itu, langsung ambil sebagian dan dibulatkan ditangan, dengan cara dicubit dan dibuat sedemikian rupa dengan bantuan jempol dan telunjuk. Biasanya disebut sebagai technique pinching. Niatnya sih mau bikin gelas kecil, tapi kok jadinya datar ya. Give it another chance, tapi hasilnya tetap datar hahaha. Well, HELLO my new accessories plates with “Fio” letter on the middle.

Lalu mencoba technique slad, yang dimulai dengan memulenin adonan, lalu membuat dasar mug. Dengan menggunakan mangkok / cetakan bulat, potong dengan cutter. Lalu pilin sebagian adonan untuk disambung dibagian atasnya sambil โdirekatkanโ dengan air, terus seperti itu sampai meninggi. It needs a lot of work and concentration. Trust me, it’s not that easy and simple. Karena kebiasaan dicubit sambil ditarik, jadi nya bagian atas makin melebar seperti mangkok. Give me a break, it’s my first time ๐

Percobaan terakhir, belajar dari pengalaman saya mau buat dasar mug yang lebih kecil (ceritanya untuk esspresso glass) dan menggunakan teknik sama, slab. Ternyata kuku yang panjang membuat bocel,

Paling menyenangkan bagian mewarnai, meski cat nya tidak terlihat berwarna, tetapi setelah dipanggang, akan lebih kelihatan. Ada 3 warna yang bisa dipakai, Cream, Blue dan Hitam.
Terimakasih banyak Living Loving (never miss #LLClass by following their Instagram @livinglovingnet) , dan juga Kandura Studio, kak Nuri dan kak Tisa yang telah berbagi suka, duka dan ilmu dalam membuat keramik. Can’t wait to see my result and hoping that it will blow up during baking proccess. Check out and follow their magic hands at @kandurastudio, don’t blame me if u ends up buying a LOT of their cute mugs and plate (like i did!!!)
ps : saya akan update result setelah dipanggang, wish me luck!

Seru bangeeeeet…
Lain kali mau ikutan aaah..
Btw kamu cantik sekali di foto terakhir ๐
LikeLike
Terimakasih Vina. Nanti kalau ada workshop lagi, kita ikutan bareng yuk ๐ Terimakasih sudah mampir
LikeLike